Senin, 11 September 2017

thumbnail

Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Tengah

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa. Alat Musik Tradisional yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) antara lain: Bonang, Demung, Gambang, Gamelan, Gender, Gong, Kendang, Kentongan, Kenong, Saron, Siter dan Celempung, Slenthem, Suling atau seruling.


Bonang


Bonang
Bonang
Bonang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam-logam seperti kuningan, perunggu, atau besi. Cara memainkannya, bonang dipukul menggunakan pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kain atau karet. Ada 2 jenis bonang, pertama adalah bonang barung yang berukuran lebih besar dan bonang penerus yang berukuran lebih kecil.
Demung


Demung
Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Demung adalah saron yang berukuran besar. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul khusus. Ada 2 jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu demung Slendro dan demung Pelog. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran dan bunyi yang dihasilkan.
 Gambang


Gambang
Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari bahan kayu dan difungsikan sebagai pangrengga lagu. Instrumen ini berbentuk rangkaian 20 bilah nada dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabung khusus. Irama gambang bisa menghasilkan irama do re mi fa so la si do.
Gamelan


Gamelan
Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.
 Gender


Gender
Gender
Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) adalah alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang.

Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa.

Gong


Gong
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari perunggu atau logam lain, berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas mistranya diberi variasi ular naga yang dibuat dari kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari Topeng Gong, dan sebagainya. Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara, digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.
Kendang


Kendang
Kendang
Kendang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan, yang dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula suara yang dihasilkannya. Cara memainkannya adlah dengan memukul permukaan kulit dengan telapak tangan.
 Slenthem


Slenthem
Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.

Cara memainkan - Cara menabuh slenthem sama seperti menabuh balungan, ricik, ataupun saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan "patet", yaitu menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G misalnya, gema yang dihasilkan saat menabuh nada C harus hilang tepat saat nada D ditabuh, dan begitu seterusnya.

Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila menggunakan balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu misalnya demung imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang ditabuh cepat, misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.

Berbagai sumber

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

About